IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

For My Paper... Hehehe.. =>About E-learning (Barisan Referensi)

Catatan : tulisan ini hanya sekedar sebagai pengingat masa-masa kelam saat belum memahami arti menulis ilmiah dan menulis secara orisinil di blog karena waktu itu yang saya pahami, blog ini bisa saya jadikan sebagai media pencatat online (emang gitu sih)

TITLE : E-Learning Implementation In Indonesia

Pengertian E-learning
Sekilas perlu kita pahami ulang apa e-Learning itu sebenarnya. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan teknologi komputer, jaringan komputer dan/atau Internet. E-Learning memungkinkan pembelajar untuk belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi mengikuti pelajaran/perkuliahan di kelas. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Sebenarnya materi e-Learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet, distribusi secara off-line menggunakan media CD/DVD pun termasuk pola e-Learning. Dalam hal ini aplikasi dan materi belajar dikembangkan sesuai kebutuhan dan didistribusikan melalui media CD/DVD, selanjutnya pembelajar dapat memanfatkan CD/DVD tersebut dan belajar di tempat di mana dia berada.
Ada beberapa pengertian berkaitan dengan e-Learning sebagai berikut :
  • Pembelajaran jarak jauh.
E-Learning memungkinkan pembelajar untuk menimba ilmu tanpa harus secara fisik menghadiri kelas. Pembelajar bisa berada di Semarang, sementara “instruktur” dan pelajaran yang diikuti berada di tempat lain, di kota lain bahkan di negara lain. Interaksi bisa dijalankan secara on-line dan real-time ataupun secara off-line atau archieved.
Pembelajar belajar dari komputer di kantor ataupun di rumah dengan memanfaatkan koneksi jaringan lokal ataupun jaringan Internet ataupun menggunakan media CD/DVD yang telah disiapkan. Materi belajar dikelola oleh sebuah pusat penyedia materi di kampus/universitas, atau perusahaan penyedia content tertentu. Pembelajar bisa mengatur sendiri waktu belajar, dan tempat dari mana ia mengakses pelajaran.
  • Pembelajaran dengan perangkat komputer
E-Learning disampaikan dengan memanfaatkan perangkat komputer. Pada umumnya perangkat dilengkapi perangkat multimedia, dengan cd drive dan koneksi Internet ataupun Intranet lokal. Dengan memiliki komputer yang terkoneksi dengan intranet ataupun Internet, pembelajar dapat berpartisipasi dalam e-Learning. Jumlah pembelajar yang bisa ikut berpartisipasi tidak dibatasi dengan kapasitas kelas. Materi pelajaran dapat diketengahkan dengan kualitas yang lebih standar dibandingkan kelas konvensional yang tergantung pada kondisi dari pengajar.
  • Pembelajaran formal vs. informal
E-Learning bisa mencakup pembelajaran secara formal maupun informal. E-Learning secara formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-Learning dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak di bidang penyediaan jasa e-Learning untuk umum. E-Learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
  • Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli di bidang masing-masing.
Walaupun sepertinya e-Learning diberikan hanya melalui perangkat komputer, e-Learning ternyata disiapkan, ditunjang, dikelola oleh tim yang terdiri dari para ahli di bidang masing-masing, yaitu:
  1. Subject Matter Expert (SME) atau nara sumber dari pelatihan yang disampaikan
  2. Instructional Designer (ID), bertugas untuk secara sistematis mendesain materi dari SME menjadi materi e-Learning dengan memasukkan unsur metode pengajaran agar materi menjadi lebih interaktif, lebih mudah dan lebih menarik untuk dipelajari
  3. Graphic Designer (GD), mengubah materi text menjadi bentuk grafis dengan gambar, warna, dan layout yang enak dipandang, efektif dan menarik untuk dipelajari
  4. Ahli bidang Learning Management System (LMS). Mengelola sistem di website yang mengatur lalu lintas interaksi antara instruktur dengan siswa, antarsiswa dengan siswa lainnya.
Di sini, pembelajar bisa melihat modul-modul yang ditawarkan, bisa mengambil tugas-tugas dan test-test yang harus dikerjakan, serta melihat jadwal diskusi secara maya dengan instruktur, nara sumber lain, dan pembelajar lain. Melalui LMS ini, siswa juga bisa melihat nilai tugas dan test serta peringkatnya berdasarkan nilai (tugas ataupun test) yang diperoleh.
E-Learning tidak diberikan semata-mata oleh mesin, tetapi seperti juga pembelajaran secara konvensional di kelas, e-Learning ditunjang oleh para ahli di berbagai bidang terkait.
Manfaat E-learning
Ada beberapa manfaat pembelajaran elektronik atau e-learning, di antaranya adalah:
· Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
· Bertambahnya Interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur (interactivity enhancement).
· Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
· Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities).
Manfaat e-learning juga dapat dilihat dari 2 sudut pandang :
a. Manfaat bagi siswa
Dengan kegiatan e-Learning dimungkinkan berkembangnya fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai dikerjakan.
b. Manfaat bagi pengajar
Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen antara lain adalah bahwa guru/dosen/ instruktur akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar siswanya.
Pengalaman negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia ternyata menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain:
(a) mampu meningkatkan pemerataan pendidikan
(b) mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah atau putus sekolah
(c) meningkatkan prestasi belajar
(d) meningkatkan kehadiran siswa di kelas
(e) meningkatkan rasa percaya diri
(f) meningkatkan wawasan (outward looking)
(g) mengatasi kekurangan tenaga pendidikan
(h) meningkatkan efisiensi.
Other written about understanding of E-learning
Elearning adalah ekstensifikasi metode pembelajaran yang mengijinkan guru dan murid berada dalam waktu dan ruang yang tidak sama. Jadi ada beberapa komponen dalam elearning, yaitu:
  1. Jaringan yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang dalam elearning, dapat berupa intranet ataupun internet. Ini dimaksudkan agar banyak komputer yang terhubung sehingga memperluas area belajar walaupun dengan waktu yang tetap terbatas
  2. Materi belajar yang tersedia dalam sistem pembelajaran seperti tersedianya media belajar seperti modul, presentasi, gambar/film ilustrasi, dan sebagainya. Media-media belajar yang dimanage dalam sebuah elearning agar memberikan kemudahan pada murid untuk mengaksesnya.
  3. Adanya interaksi/umpan balik antara guru dan siswa yang dapat berdiskusi bila menemukan kesulitan. Metode diskusi dapat melalui chat, forum, mailing list, telephon, dan berbagai macam cara yang mengijinkan diskusi antara guru dan siswa. Bahkan ada sebuah aplikasi yang mengadakan virtual class yang diselenggarakan secara streaming melalui jaringan
  4. Penjadwalan (silabus) yang jelas dan dapat diketahui oleh semua peserta belajar agar tercipta ketertiban dan kedisiplinan walaupun berada dalam ruang dan waktu yang tidak sama.
  5. Adanya evaluasi untuk mengukur perkembangan dan kemajuan peserta belajar. Evaluasi dapat melalui tugas, polling, kuis, dan reward pencapaian peserta belajar terhadap materi yang telah diberikan.
Dari bahasan diatas, dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa sebenarnya elearning adalah sistem pembalajaran biasa yang dipindah ruang, dari ruang kelas di sekolah atau kampus menjadi hanya melalui jaringan (internet/intranet).
baik buruknya e-learning
Elearning menjadi menarik dan sangat menarik sekali diterapkan karena :
  1. Biaya pendidikan (sekolah) di Indonesia tercinta kita semakin tahun semakin mahal.
  2. Buku yang setiap tahun selalu berganti-ganti sehingga memaksa peserta belajar membeli buku hampir setiap tahun yang semakin tahun juga semakin mahal. Dengan menggunakan elearning, adaptasi buku baru akan semakin mudah karena semua disediakan dalam bentuk digital (ebook, pdf, ppt, odp, dll)
  3. Pengguna internet/internet semakin meningkat setiap tahun (pengguna aktif dan pengguna pasif). Semakin banyak yang menggunakan internet berarti kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan teknologi semakin meningkat.
  4. Biaya koneksi internet yang semakin murah setiap Kbpsnya.
  5. Tempat untuk mengakses internet semakin dapat ditemui. Semakin banyak area yang bisa digunakan untuk mengakses internet. Di beberapa kota besar bahkan menyediakan akses hotspot di setiap taman kota dan beberapa ruas jalan di kotanya.
Namun dibalik berbagai dukungan tersebut, ada beberapa hambatan yang pasti akan dihadapi oleh sang guru ataupun murid, hambatan itu adalah:
  1. Elearning hanyalah sebagai ekstensifikasi cara belajar yang dilakukan di kelas, bukan menggantikan pertemuan di kelas menjadi hanya melalui layar monitor komputer. Pertemuan visual dan verbal antara guru dan murid dalam sebuah kelas fisik tetap wajib diadakan agar sang guru dapat membentuk sikap belajar dan mempunyai kepercayaan terhadap murid mengingat tugas seorang guru tak hanya mengajarkan ilmu yang ada dalam buku pelajaran, namun juga ilmu dalam kehidupan (social engineering).
  2. Tidak semua daerah di Indonesia terhubung dengan internet dengan baik. Masih ada beberapa daerah yang membutuhkan waktu untuk menuju ke pemanfaatan internet yang lebih baik atau istilahnya ”Menuju Swasembada Internet” (sedangkan swasembada pangan saja masih pasang surut, huh).
  3. Kesiapan guru dan siswa dalam menghadapi penerapan elearning. Banyak guru atau siswa yang masih awam terhadap teknologi ini. Waktu pasti dibutuhkan untuk transformasi pola pikir guru dan murid dalam menerapkan metode belajar ini.
Itulah wacana penerapan elearning di Indonesia. Walaupun Elearning sudah dimanfaatkan oleh beberapa institusi perguruan tinggi, namun pemanfaatannya masih belum maksimal. Belum maksimalnya guru dalam memberikan bahan belajar melalui elearning atau karena siswa yang masih pasif memanfaatkan teknologi elearning ini. Semua butuh waktu dan komitmen bersama.
Tapi saya optimis dalam 5 tahun selanjutnya, pemanfaatan elearning akan semakin baik di Indonesia. Bahkan mungkin pemerintah perlu membuat (meminjam istilah orba) PELITA Pendidikan agar biaya pendidikan semakin murah dan anggaran untuk fasilitas pendidikan lebih tepat sasaran.
Sejarah dan Perkembangan E-learning
E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
eLearning 2.0
Istilah e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0.
Web 2.0, adalah sebuah istilah yang dicetuskan pertama kali oleh O’Reilly Media pada tahun 2003, dan dipopulerkan pada konferensi web 2.0 pertama di tahun 2004
Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi Internet (biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran yang bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social networking) seperti blog, wiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga telah disebut sebagai Long Tail learning.
Selain itu juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan Web 2.0, social networking (Jejaring Sosial) dan Personal Learning Environments (PLE).
Perkembangan eLearning di Idonesia sejalan dengan perkembangan Infrastruktur TIK. Beberapa program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya Infrasruktur adalah:
  • 1999-2000 Jaringan Internet (Jarnet)
  • 2000-2001 Jaringan Informasi Sekolah (JIS)
  • 2002-2003 Wide Area Network Kota (WAN Kota)
  • 2004-2005 Information and Communication Technology Center (ICT Center)
  • 2006-2007 Indonesia Higher Education Network (Inherent)
  • 2007-skrg Jejaring Pendidikan Nasional (Jardiknas)
  • 2008-skrg Southeast Asian Education Network (SEA EduNet)
Dengan mulai berkembanganya penggunaan internet, munculah situs elearning yang awalnya menjadi media sharring berbagai materi pembelajaran, diantaranya:
  • http://www.ilmukomputer.org
  • http://www.e-dukasi.net
Namun seiring dengan perkembangan infrastruktur TIK tersebut maka institusi pendidikan mulai melakukan pengembangan elearning.
Level Perguruan Tinggi
Beberapa Perguruan Tinggi mengembangkan platform elearning sendiri, diantaranya:
  • UGM dengan E-Lisa http://elisa.ugm.ac.id/
  • Unissula Semarang http://www.unissula.ac.id/sinau/
  • Amikom jogja http://elearning.amikom.ac.id
Beberapa perguruan tinggi menggunakan platform Moodle yang open source, diantaranya:
  • ITB http://kuliah.itb.ac.id/
  • UNPAR http://elearning.unpar.ac.id/
  • Gunadarma http://elearning.gunadarma.ac.id/
  • ITS http://share.its.ac.id/
  • Unibraw http://inherent.brawijaya.ac.id/vlm/
  • Unitomo http://elearning.unitomo.ac.id
Sistem e-Learning tersebut ditujukan untuk menjembatani dosen/guru dengan mahasiswa/siswa dalam proses belajar mengajar di luar jam kuliah/sekolah.
Undang-undang RI no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 31 menyatakan:
  • Pendidikan jarak jauh berfungsi memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler.
  • Pendidikan jarak jauh diselenggarakan pada semua jalur,jenjang dan jenis pendidikan.
  • Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan
  • Bentuk pendidikan jarak jauh mencakup program pendidikan tertulis (korespondensi), radio, audio/video, TV dan/atau berbasis jaringan komputer
Dengan demikian sebenarnya eLearning dimungkinkan untuk penggunaan PJJ pada semua jalur,jenjang dan jenis pendidikan.
Pada tahun 2006, ada sekitar 69 Provider (Perguruan Tinggi), yang menyelenggarakan PJJ untuk D3 TKJ (Teknik Komputer dan Jaringan), diantaranya :
  • PENS ITS http://pjj.eepis-its.edu/
  • UM, Polinema, UMM, VEDC dalam malang Joint Campus http://www.malangjc.org
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa mengikuti perkuliahan secara tatap muka dalam 1 minggu tiap bulannya, sedangkan 3 minggu lainnya menggunakan eLearning di tempat magang/kerja masing-masing mahasiswa.
Pada tahun 2007, diselenggarakan PJJ S1-PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar)
LPTK penyelenggara pendidikan jarak jauh program S-1 PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Bandung, Universitas Sriwijaya (Unsri) di Palembang, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Negeri Makassar, Universitas Negeri Malang, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Cendrawasih, Universitas Nusa Cendana, Universitas Katolik Atma Jaya, dan Universitas Tanjungpura.
Universitas yang Lulus Program Pendidikan Jarak Jauh Tipe B (Mahasiswa Tidak Diasramakan):
  1. Universitas Negeri Solo
  2. Universitas Lampung
  3. Universitas Tanjungpura
  4. Universitas Mataram
  5. Universitas Bali
Beberapa contoh eLearning guna penyelenggaraan PJJ S1-PGSD adalah :
  • http://s1pjjpgsdforum.edublogs.org/
  • http://pjjpgsdjatim.wordpress.com/
  • http://www.umm.ac.id/pjj/
Bagaimana level Sekolah (SD-SMP-SMA/SMK)?
Ternyata pengembangan eLearning di level sekolah guna mendukung pembelajaran klasikal juga dikembangkan, utamanya di level SMA/SMK, juga SMP bahkan level SD, berikut ini contoh-contohnya:
SMA/SMK:
  • http://elearning.smayps.sch.id/
  • http://elearning.smkcikini.sch.id/
  • http://sman1dampit.sch.id/moodle/
  • http://sman1subang.sch.id/elearning/
  • http://elearning.sman1pare.sch.id
SMP:
  • http://elite.smpn2-sbp.sch.id/
SD Muhammadiyah Condongcatur – Yogyakarta
  • http://www3.jogjabelajar.org/sdmuhconcat
eLearning di atas umumnya digunakan sebagai pendukung yaitu sebagai:
  • Tempat materi pembelajaran
  • Tempat tugas pembelajaran
  • Tempat latihan soal/ujian
  • Tempat diskusi
Selain pada pendidikan formal, perkembangan eLearning di Indonesia juga mulai terjadi di pendidikan non formal / training / diklat, diantaranya:
  • http://www.djj.pusdiklatteknis.depag.go.id/
  • http://www.bppk.depkeu.go.id/lms/
  • http://www.kkpi.or.id
  • http://www.igi-alliance.com/eLearning
Bagaimana dengan riset tentang eLearning?
Salah satu lembaga di Indonesia yang terus menyelenggarakan riset serta penyelenggaraan elearning adalah SEAMOLEC. http://seamolec.org/
SEAMOLEC merupakan pusat pengembangan pendidikan terbuka yang diprakarsai oleh Kementrian Pendidikan negara-negara ASEAN, yang memiliki misi:
To be a center of expertise in open and distance learning
Sedangkan misinya:
To Serve one million clients by 2010
To assist SEAMEO Member Countries in identifying educational problems and finding alternative solutions for sustainable human resource development through the dissemination and effective use of open and distance learning
Beberapa riset, pelatihan maunpun penyelenggaraan yang terus dilakukan adalah :
  • Web Base Course (Penggunaan Moodle untuk Pelatihan, D3TKJ, S1 PGSD, S2 Game Teknologi dll)
  • Blog Guru : http://www.blogguru.net
  • Game Mobile Learning (melalui JENI ASEAN Research Center)
  • SEA Edu Net Technologi, salah satunya video streamming dengan sistem multicast
Referensi :
Bambang Nurcahyo Prastowo, Memilih e-Learning System
http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=69&Itemid=1&date=2037-06-01
• Gatot Hari Priowirjanto, Penerapan Teknologi Informasi dalam rangka Membuka Informasi ke Pusat-Pusat Pertumbuhan, Seminar Optimalisasi Networking dalam Pengembangan Teaching Factory VEDC Malang – 18 Desember 2008
• http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik
• http://elearning.gunadarma.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=10
• http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2007011001441746
• http://elearning.unpar.ac.id/
• http://www.moodle.org/sites

Komentar